TEMPO.CO, Jakarta - Konser megah Westlife, boy band yang digawangi Shane Filan, Nicky Byrne, Mark Feehily dan Kian Egan menangguk sukses saat mereka konser di kompleks Stadion Jakabering. Usai merilis single terbarunya berjudul Better Man, mereka akan bernyanyi di Semarang pada 1 September 2019.
Di kota lumpia itu mereka bakal menggelar konser di destinasi paling bersejarah: Klenteng Sam Poo Kong. Klenteng atau Kuil Sam Poo Kong yang beralamat di Jalan Simongan Raya No. 129 itu, didirikan untuk menghormati Laksama Cheng Ho yang mendarat pertama kalinya di pantai utara Jawa. Pertama kali dibangun pada awal abad ke-15, mulanya bernama Klenteng Gua Batu.
Di lokasi tersebut, saat pertama kali mendarat, Panglima Cheng Hoo menemukan Gua Batu dengan sumur air tawar yang jernih – meskipun lokasinya berada dekat dengan laut. Hingga kini, sumur tersebut masih berfungsi dengan baik.
Pendaratan di Semarang itu, merupakan kepedulian Cheng Ho atas nasib awaknya, Wang Jinghong atau Kiai Juru Mudi Dampo Awang yang menderita sakit keras. Juru mudi itupun akhirnya meninggal di Semarang dan dikuburkan di Klenteng Sam Poo Kong.
Tak sekedar menjadi tempat wisata bersejarah, Sam Poo Kong juga menjadi tempat peribadatan bagi umat Budha, Kong Hu Cu, dan Taoisme. Terdapat pula bangunan masjid di kawasan Sam Poo Kong karena laksamana Cheng Ho merupakan laksamana muslim yang dijuluki Haji Mahmud Shams. Dengan luas sekitar 1.000 meter persegi, Sam Poo Kong menjadi destinasi wisata favorit bagi wisatawan nusantara dan mancanegara.
Atmosfir sejarah ini, tentunya memberi nilai lebih pada konser Westlife dan penonton yang ingin mengetahui sosok Laksamana Cheng Ho. Di halaman klenteng, wisatawan langsung disambut patung Laksamana Cheng Ho yang besar dan gagah. Ruang terbuka seluas 1.000 meter2 membuat Anda melintasi waktu, seperti berada di China bukan di Semarang.
Dari ruang terbuka yang luas itu, situs Gua Batu menjadi bangunan inti. Ditandai dengan berdirinya patung Laksamana Cheng Ho berbalut emas. Gua ini dipercaya sebagai tempat mendaratnya Laksamana Cheng Ho bersama awak kapal pada tahun 1400-an. Longsor pernah menimbun gua itu pada tahun 1700-an. Penduduk berinisiatif membangunnya kembali, sebagai penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho, dan sebagai tempat peribadatan.
Beberapa bangunan lain di Sam Poo Kong yang tak kalah bersejarah ialah Klenteng Thao Tee Kong. Klenteng itu digunakan untuk pemujaan Dewa Bumi yang telah memberi tanah yang subur. Bangunan kedua adalah Kyai Juru Mudi, yang merupakan makam Wang Jinghong, juru mudi kapal Laksamana Cheng Ho.
Ruang outdoor yang luas, bisa membuat konser Westlife pada 1 September nanti menjadi konser megah nan kolosal. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Bangunan bersejarah lainnya adalah Kyai Jangkar. Di situlah disimpan jangkar asli dari kapal Laksamana Cheng Ho yang dibalut dengan kain berwarna merah. Lalu, bangunan Kyai Cundrik Bumi, yang merupakan tempat penyimpanan berbagai senjata milik pasukan Laksamana Cheng Ho. Dan terakhir yaitu Kyai dan Nyai Tumpeng, yang merupakan gudang logistik tempat penyimpanan bahan makanan pada masa Laksamana Cheng Ho.
Lantas kapan waktu berkunjung yang tepat? Tentu 1 September saat konser Westlife. Namun, klenteng ini meriah dan ramai luar biasa pada hari-hari besar umat Budha, Kong Hu Cu, maupun Taoisme. Tahun Baru Imlek juga merupakan saat yang pas berkunjung ke Klenteng Cheng Hoo.
Di klenteng itu tersedia jasa pramuwisata yang bakal menceritakan dengan setail Klenteng Sam Poo Kong. Untu seru-seruan, klenteng ini menyewakan pakaian tradisional China. Sewanya Rp70.000, dan Anda sudah bisa berswafoto atau berfoto seperti sedang berada di Tiongkok sana.